Pentingnya Mengetahui Hasil Kalibrasi Sphygmomanometer Aneroid dalam Keamanan Diagnostik

Pentingnya penerapan kriteria metrologi dalam diagnosis hipertensi menggunakan sphygmomanometer aneroid. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi keandalan sphygmomanometer mekanis aneroid yang digunakan di fasilitas kesehatan.

PT Digital Kalibrasi Hebat melakukan kalibrasi sphygmomanometer menggunakan metode kalibrasi KMK-MK 090.0 Dirjen Pelayanan Kesehatan No HK 02.02/D/43649/2024, termasuk penentuan kesalahan indikasi, histeresis, kebocoran udara, dan pelepasan cepat. Selain itu, ketidakpastian pengukuran dalam kalibrasi alat juga dinilai berdasarkan panduan metrologi internasional.

MEMAHAMI HASIL KALIBRASI

Ketepatan dalam pengukuran tekanan darah sangat penting dalam dunia medis, mengingat tekanan darah merupakan salah satu indikator utama kesehatan kardiovaskular yang digunakan untuk menilai kondisi pasien, menentukan diagnosis, serta menetapkan langkah pengobatan yang
tepat. Oleh karena itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan wajib melakukan kalibrasi berkala terhadap sphygmomanometer aneroid guna memastikan bahwa alat tersebut memenuhi standar akurasi.

Dalam konteks patient safety (keselamatan pasien), penggunaan alat ukur yang tidak akurat merupakan bentuk latent error yang dapat mengarah pada kejadian tidak diinginkan (adverse events).

Kesalahan dalam pengukuran tekanan darah dapat menyebabkan misdiagnosis, pengobatan yang tidak tepat, serta peningkatan beban biaya medis akibat perawatan yang tidak sesuai.

Kesalahan pengukuran tekanan darah ini dapat berujung pada pemberian obat antihipertensi yang tidak diperlukan bagi pasien normotensif, yang berpotensi menyebabkan efek samping seperti hipotensi, pusing, dan gangguan ginjal. Sebaliknya, kurangnya deteksi dan perawatan pada pasien hipertensi dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti stroke, penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan organ lainnya akibat tekanan darah yang tidak terkontrol.

Dengan memastikan akurasi sphygmomanometer melalui kalibrasi berkala, rumah sakit dapat menjamin kualitas layanan medis, mengurangi risiko kesalahan pengobatan, serta meningkatkan keselamatan pasien (patient safety). Oleh karena itu, investasi dalam pengelolaan dan pemeliharaan peralatan medis menjadi langkah penting dalam menciptakan standar pelayanan kesehatan yang lebih baik dan terpercaya


Sebagai langkah pencegahan, rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus menerapkan program manajemen peralatan medis yang mencakup:

  1. Kalibrasi rutin sphygmomanometer sesuai standar yang berlaku.
  2. Pelatihan tenaga medis tentang pentingnya validasi alat ukur tekanan darah.
  3. Sistem pelaporan dan audit berkala terhadap alat kesehatan untuk memastikan kualitaspengukuran.
  4. Pemilihan alat medis yang tersertifikasi oleh lembagametrologi yang diakui.

TIGA PARAMETER PENTING DALAM KALIBRASI SPHYGMOMANOMETER

Agar sphygmomanometer berfungsi dengan baik, tiga parameter utama harus diperiksa dalam proses kalibrasi:

  1. Uji Kebocoran Tekanan < 15 mmHg/menit
  • Tes ini memastikan bahwa tidak ada kebocoran udara pada manset atau selang saat tekanan dipertahankan. 
  • Kebocoran dapat menyebabkan tekanan turun lebih cepat dari seharusnya, mengakibatkan pembacaan yang tidak akurat dan kesalahan diagnosis.
  1. Laju Buang Cepat 10 detik
  • Pengukuran tekanan darah memerlukan deflasi bertahap untuk mendapatkan pembacaan yang tepat.
  • Jika pelepasan tekanan terlalu lambat (> 10 detik), waktu pemeriksaan menjadi lebih lama dan meningkatkan ketidaknyamanan pasien. Jika terlalu cepat, dapat mengakibatkan hilangnya fase Korotkoff yang penting, menyebabkan hasil yang tidak valid.
  1. Akurasi Tekanan ± 4 mmHg
  • Sesuai standar hasil telaah teknis metode kerja, deviasi maksimal yang diizinkan dalam pengukuran tekanan darah adalah ± 4 mmHg.
  • Kesalahan lebih dari batas ini dapat menyebabkan pengklasifikasian tekanan darah yang salah, berujung pada pengobatan yang tidak diperlukan atau penundaan terapi kritis bagi pasien hipertensi.

KESIMPULAN

Jika alat Anda belum dilakukan kalibrasi, segera lakukan kalibrasi di laboratorium PT Digital Kalibrasi Hebat.

Proses kalibrasi akan mencakup pengujian kebocoran tekanan, laju buang cepat, serta akurasi tekanan untuk memastikan bahwa alat berada dalam
batas toleransi yang ditetapkan, sehingga hasil pengukuran tekanan darah yang diberikan tetap akurat, andal, dan dapat dipercaya oleh tenaga medis.

Dengan memastikan sphygmomanometer bekerja dalam batas toleransi yang aman, terkalibrasi dengan baik, serta memiliki sertifikat kalibrasi yang valid dari laboratorium terpercaya seperti PT Digital Kalibrasi Hebat, rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat meminimalkan risiko kesalahan diagnosis hipertensi, mengurangi kemungkinan pemberian terapi yang tidak tepat, serta meningkatkan efektivitas pengobatan pasien.

Verifikasi berkala sangat penting untuk menjamin kinerja alat ukur tekanan darah. Ketidakpastian dalam pengukuran tekanan darah dapat mempengaruhi diagnosis dan keputusan medis yang diambil.

Lebih dari itu, kepatuhan terhadap standar kalibrasi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan keselamatan pasien (patient safety) dengan memastikan bahwa setiap keputusan medis yang diambil berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah akurat dan terpercaya.

YURIKE, VIZA

Daftar Pustaka :

  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2024) Metode Kerja Kemenkes KMK-MK 090.0 Dirjen Pelayanan Kesehatan No HK 02.02/D/43649/2024. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  • Piper, M.A. et al. (2015) 'Diagnostic and predictive accuracy of blood pressure screening methods with consideration of rescreening intervals: a systematic review for the U.S. Preventive Services Task Force', Annals of Internal Medicine, 162(3), pp. 192–204. doi:10.7326/M14-1539.
  • Turner, M.J. et al. (2006) 'Lack of sphygmomanometer calibration causes over- and under-detection of hypertension: a computer simulation study', Journal of Hypertension, 24(10), pp. 1931–1938. doi:10.1097/01.hjh.0000244940.11675.82